Rabu, 21 Oktober 2009

KEMBALI

“ La, bangun udah jam tujuh kurang sepuluh,” kata bibi sambil menggoyangkan kakiku.. “lima menit lagi bi,”kataku..Otakku mencerna,mencerna dan mencerna.. “HAH JAM TUJUH KURANG SEPULUH?? ADUH HARI INI KAN HARI PERTAMA AKU!!” dengan tergesa-gesa mandi, sarapan mengenakan baju seragam SMA… Dan aku segera menstarter motorku, dan pergi ke sekolah SMA AIRLANGGA… Untung sekolahnya deket, melihat pintu mau ditutup sekolah mau ditutup, aku segera mengebut dan berhasil! Aku segera memarkirkan motorku dan berlari secepat mungkin ke kantor KepSek… “Aduh!! HEY kamu punya…” terpana melihat wajahnya yang begitu ganteng, tapi kenapa matanya familier banget untukku dan juga ada tanda lahir merah di lehernya?? Segera Aku tersadar tujuanku, “Ah maaf, anda pasti guru sekolah ini.” “ Iya benar, ngomong-ngomong saya belum pernah melihat kamu, kamu pasti anak baru ya? Mari saya antarkan ke ruang KepSek,” Rupanya Dewi Fortuna selalu menyertaiku… Baru saja aku mau tanya Ruang Kepsek ini dimana. Ternyata dianterin..

TOK..TOK..TOK..”Masuk!” Kami berdua pun masuk ke dalam. ”Oh,Pak Adit, eh itu siapa?” “ Maaf ya bu, Saya terlambat…” “Oh kamu anak baru itu ya??” “Iya,” “Lain kali jangan terlambat lagi ya, eh nama kamu siapa?” “Angela.” “Oh ya sudah, oh ya Pak, tolong sekalian antarkan Angela ke kelas X1, nanti sekalian juga perkenalkan Angela ya.” “Baik Bu Dilla.” Oh beruntungnya aku!! Aku bisa mengenal mereka..

TOK..TOK..TOK…”Masuk!!” ” Oh Pak Adit, kenapa?” “Ada murid baru Bu Esther.” “Oh murid baru, tinggalkan saja di sini, terima kasih Pak Adit , terimakasih ya udah nganterin aku ke sini.” “Perkenalkan dirimu!” Setelah memperkenalkan diriku, ”Angela kamu duduk disamping Ryan!” “Angela ini selalu juara 1 di kelasnya.” “ Hai Ryan, aku duduk ya di sini..” “Oh ya salam kenal ya”.. Namun Ryan tidak senang dengan kehadiran Angela. Ryan tidak memberi kesempatan kepadanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dari guru pada saat mengajar. Malah Angela tenang-tenang saja, dan kalau ada teman yang kesusahan, Ia selalu sigap membantu. Dan jika dipuji, Angela tidak sombong, Ia tetap rendah hati.

Sebulan kemudian Angela telah mendapatkan banyak teman baru, Angela banyak disukai teman-temannya karena Dia pintar, manis, cantik, dan suka menolong orang yang kesusahan. Bahkan sekarang Angela sudah mempunyai beberapa sahabat; Dini, John, Lisa, Sammy, dan Ryan!! Ryan yang selalu berusaha mengalahkan Angela, tidak berhasil malah menjadi sahabatnya yang selalu saling menolong, saling berbagi dalam suka dan duka.

Suatu hari,”ANAK-ANAK, SIAPKAN KERTAS ULANGAN SEKARANG!” teriak Bu Esther. Seketika itu juga kelas langsung ribut karena mereka belum belajar. ”Huh, aku belum belajar, gimana nih?” bisik Ryan kepada Angela. “Yah gimana yah??” sesal Angela karena tidak mau membantunya memberikan contekan. “ANAK-ANAK JANGAN RIBUT! KALAU MASIH RIBUT KALIAN SAYA KASIH NILAI NOL!” teriak Bu Esther dengan suara menggelegar. Seketika juga kelas langsung terdiam dan mengerjakan soal-soal dengan serius, namun ada kalanya mereka saling bekerja sama. Hampir saja mereka ketahuan oleh guru galak itu. Namun, tidak dengan Angela, Dia bisa mengerjakan soal ulangan itu dengan baik. KRIIIING..KRIIING..”Anak-anak, kumpulkan kembali soal dan jawaban kalian!” “Hasil ulangan nanti ditempel di mading, pulang sekolah,” kata Bu Esther sambil beranjak pergi dari kelas Angela.

KRIING..KRIING.. Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi juga, Aku dan lima sahabatku, termasuk teman-teman yang lain segera berlari menuju ke mading itu.. Kami pun berdesak-desak melihat hasilnya.. Dan… Angela tetap yang terbaik, yang kedua adalah Ryan, dan keempat sahabatnya nilainya pas-pasan. “Wah hebat kamu kemarin belajar ya?” tanya John sambil berharap bisa ketularan pintar. “Ah biasa saja kok, aku masih banyak yang kurang, jadi aku banyak belajar aja kok dan terima kasih ya.” “ Eh Ryan, katanya belum belajar tapi… dapat bagus kok,” tanya Angela sambil meyeruput jus.” “ Ah, kamu!! Sebetulnya aku masih ingat dengan teori minggu kemarin, itu cuma hoki aja kok.” “ Hoki hoki yah memang hoki”, sahut John dengan iseng. Kami pun tertawa bersama. “ Eh, 2 bulan lagi kan mau UlUm, gimana kalo kita belajar kelompok aja nanti tiap minggu ganti tempat, gimana menurut kalian?” tanya Lisa sambil mengusulkan idenya. “Wah, boleh juga tuh,” sahut kami berbarengan. “Kita mulai belajar mulai minggu depan gimana?” usul Dini sambil mengedarkan pandangan ke kami berempat.“Wah, setuju!Gimana dengan kalian? ” sahut Ryan antusias. Kami menganggukkan kepala dan saling tos satu sama lain. Dan mereka pun pulang dengan ceria kerumahnya masing-masing.

Sementara itu, di saat mereka sudah dirumahnya masing-masing, terdengarlah teriakan dari sebuah rumah, yang tak lain adalah rumah Sammy. “AKU BENCI KAMU,KAMU INI CUMA SAMPAH!!” teriak Ibu Sammy sambil meninju muka Sammy. Tapi, Sammy tidak menghindar dari pukulan Sang Ibu, dia hanya menerima saja yang sudah terjadi. Namun, di dalam hati Sammy, dia menyayangi ibunya. “Ibu, ibu kenapa sering mukulin aku? Apa aku cuma sampah seperti yang dikatakan ibu? Ibu, Aku sayang Ibu. Bisakah Ibu menerima Aku seperti layaknya anak ibu?Ibu kenapa membenciku menganggap aku seperti bukan apa-apanya dia? Ibu, jangan sering…” katanya dalam hati dan Sammy tak sanggup menyelesaikan kata-katanya dan Sammy pun menangis di pojok kamarnya sendirian.

Keesokannya, Sammy bersekolah seperti biasa. “ Hai Sammy! ”sapa Angela sambil menepuk punggungnya. “Hai juga,” sahut Sammy lemah dan tidak mengangkat mukanya. “Jel, aku lagi pengen sendiri dulu yah,” kata Sammy sambil berlalu dari Angela. “Hari ini Sammy kenapa aneh banget yah? Ah, lebih baik aku kasih tahu soal ini ke Ryan, Dini, Lisa dan John,”katanya dalam hati. “Hai friends! Aku mau kasih tahu soal Sammy, Dia hari ini aneh banget,” kata Angela kepada ke-empat temannya.” “Iya, barusan tadi aku ketemu Sammy, Dia tidak mau melihat ke wajahku, Dia cepat-cepat menghindar dari aku,” kata John. “Ada apa gerangan Sammy aneh banget hari ini? Atau jangan-jangan Sammy sedang ada masalah?” kata Ryan khawatir. “Iya betul,” sahut kami kompak.” “Gimana kalo nanti istirahat,kita samperin si Sammy?” usul Angela sambil menjentikkan tangannya.

KRIIING...KRIIING…Akhirnya bel istirahat berbunyi juga. Kelima orang itu segera mencari Sammy. Akhirnya dia ditemukan juga, Sammy sedang menangis di kebun belakang sekolah yang sepi. “Sammy, kamu kenapa? Kalau ada masalah, ceritakan saja kepada kami,” kata Ryan dengan khawatir. “Iyaa..” sahut kami berempat. “Maaf ya temanku, aku tidak bisa ceritain sekarang!” kata Sammy berlalu pergi. Namun, Ryan mencekal tangan Sammy, “Sam, lo kenapa sih, sampai kita dicuekin?” kata Ryan kesal. “Sudahlah Ryan, biarkan saja dia pergi,” kata Angela sambil menahan Ryan untuk mengejar Sammy. “AH,MAUNYA APA SIH? CERITA JUGA TIDAK !” emosi Ryan. “Sudahlah, sudahlah, kasihan tuh Angela hampir nangis lihat kamu begitu emosi,” hibur John sambil melihat ke arah Angela. Emosi Ryan akhirnya surut juga melihat mata Angela berkaca-kaca.” Eh, gimana kalo nanti pulang sekolah, kita belajar kelompok dulu tanpa Sammy, sampai Sammy mau kembali seperti dulu, habis belajar, kita baru omongin gimana caranya biar Sammy tidak seperti ini terus,” usul Dini sambil melihat kami berempat. “Hmm..hmm.. boleh juga ide kamu!” sahut Angela antusias. KRIIING…KRIING…bel masuk kelas berbunyi,mereka berlima akhirnya masuk kelasnya.

“Take out your English book, and open page 145,” kata Pak Adit meminta. Murid-murid pun segera mengambil bukunya masing-masing. Tetapi Angela dan keempat sahabatnya tidak konsen, mereka memikirkan Sammy, sampai-sampai akhirnya “HEY,YOU! WHERE IS YOUR BOOK? AND OPEN PAGE 145!” teriak Pak Adit. “Yes Sir,” sahut mereka serempak dan buru-buru mengambil bukunya. Selama pelajaran itu mereka tidak bisa berkonsentrasi hingga pulang sekolah berakhir. “Hey kalian berlima! Nanti pulang sekolah ketemu bapak di ruang BK!” kata Pak Adit dalam bahasa Indonesia.” Yes Sir!” sahut kami serempak.”Wah, ada apa yah sampai-sampai kita dipanggil ke ruang BK, jangan-jangan gara-gara kita tidak konsen pelajarannya ya?” kata Angela dengan cemas. “Barangkali ya?” kata Lisa cemas.

KRIING…KRIING… Akhirnya bel pulang berbunyi juga. “Friends,inget-inget lho kita dipanggil ke ruang BK,” kata Dini dengan semangat ’45. “ Idih semangat banget ni ye,” ledek Angela sambil tertawa, “ Iya, iya kita inget kok nenek bawel!” kata Angela jahil. Kami berlima pun tertawa dan berjalan ke ruang BK. Selain menjadi guru Bahasa Inggris, Pak Adit ini juga merupakan guru BK favorit seluruh siswa SMA AIRLANGGA. TOK…TOK..TOK.. “ Masuk,” kata Pak Adit. “Oh kalian, silahkan duduk,” suruhnya. Kami pun duduk berhadapan dengannya. “Bapak mau tanya tadi kenapa kalian tidak konsen pada pelajaran Bapak, dan kamu Angela, tumben kamu tidak konsen, apa kamu ada masalah, sampai-sampai kalian berlima kompak tidak konsen,” tanya Pak Adit dengan berwibawa. Kami pun terdiam tidak berani menjawab, tiba-tiba, “Kalau Bapak ingin tahu, saya ceritakan ya sekarang.” kata John tiba-tiba. “ Begini pak kami tidak konsen karena memikirkan teman kami,Sammy. Akhir-ahkir ini Bapak melihat keanehan pada diri Sammy tidak?” kata John dengan jujur. “Oh jadi kalian tidak konsen karena itu? Lalu apa hubungannya dengan kalian? Oh ya, akhir-akhir ini Bapak juga merasa aneh dengan diri Sammy, kalau ditanya , Dia selalu menghindar,” jawab Pak Adit dengan heran. “Nah, Bapak juga merasa aneh kan?” sahut Ryan. “Oke deh, untuk sementara ini kalian teus kasih info tentang Sammy, tapi jangan diulangi lagi ya kejadian yang tadi, jangan dibawa ke dalam pelajaran yah!” kata Pak Adit dengan lembut. “Iya Pak!” sahut kami serempak.

Mereka pun beranjak ke tempat Angela untuk belajar. Setelah mereka belajar mereka pun membicarakan Sammy. Akhirnya mereka menemukan jalan, yaitu mereka akan menyelidiki Sammy bergantian. Setelah Ryan, Dini, Lisa dan John selesai, mereka pun berpamitan dan pulang kerumah masing-masing. Sementara Angela merapikan ruang belajarnya, tanpa sengaja Angela melihat ibunya membawa berkas dengan tergesa-gesa dan terlihat matanya sembab seperti baru menangis. Ibunya memalingkan wajahnya supaya tidak terlihat oleh Angela. Dan Ia pun penasaran mengapa ibunya tergesa- gesa menyimpan berkas yang dipegangnya di laci yang paling bawah. “Angelaa, Mami pergi dulu ke Mall ya, baik-baik yah di rumah!” teriak Sang Ibu sambil bergegas. “Iya mii,” balas Angela dan mengantar Ibunya ke depan pintu.Setelah Ibu benar-benar sudah pergi, Angela segera pergi beranjak ke laci itu, Angela pun kembali memastikan bahwa tidak ada orang yang melihat perbuatannya, setelah aman, Angela membuka laci dan mencari berkas yang dimasukkan ibunya, dan ia menemukan berkas itu. Dia membuka dan membaca isinya, dan… Angela terkejut setelah membaca surat itu. Yang tak lain adalah kakaknya sendiri yang telah lama hilang, Angela lebih terkejut lagi ketika melihat foto yang terdapat pada berkas itu ada tanda lahir di lehernya dan Dia membaca nama yang tertera, yaitu Aditya Satrianegara. Angela pun menduga-duga apa yang terjadi dengan kakaknya. Karena itu,Angela tidak bisa tenang menunggu kedatangan Ibunya.

“Angelaa,mami pulaang,” teriaknya kerepotan membawa barang belanjaan. Tapi begitu ia melihat Angela cemberut di sofa, Ia mengurungkan untuk menceritakan betapa senangnya ,dia menemukan barang yang diinginkan. “Angela , kamu kenapa cemberut? Ih tambah cantik yah ,” ujar Sang Ibu sambil membelai kepala putrinya. “ APA YANG MAMI SEMBUNYIIN DARI AKU??” teriak Angela marah sambil mengacungkan berkas itu. “L…la… itu bukan apa-apa,” jawab Ibu dengan gugup dan segera mengambil berkas itu. “ Kalau kamu mau tahu ya sudah! Aku ceritakan sekarang.”lanjut Sang Ibu lemah. “Katakan sekarang Mi!” ujar Angela dengan suara tegas. Setelah diceritakan bahwa ketika Ia baru lahir, kakaknya hilang sewaktu ia sedang main ski bersama ayahnya ketika mereka sedang berada di Brussels. Kakaknya ini mempunyai tanda lahir merah di lehernya. Waktu itu kakaknya masih berusia 9 tahun, sejak kehilangan kakaknya, 1 tahun kemudian, mereka menetap di Indonesia, mereka sudah berusaha mencari kakaknya, tetapi tidak ditemukan, dan mereka pun pasrah kepada Tuhan jika berkehendak mempertemukan kembali dengan seluruh keluarganya. Setelah diceritakan, Angela menangis dan, “Mi, maafin Angela ya udah ngebentak mami,” tangisnya sambil memeluk ibunya.” Tidak apa-apa, maafin mami juga ya mami udah nyembunyiin hal ini dari kamu. Sebenarnya mami sedih jadi mami tidak mau ceritakan ini. Udah-udah jangan nangis lagi ya, sekarang kamu mandi dulu, habis itu makan ya.” Belainya kepada Angela.

Setelah Angela selesai mandi, lalu makan dan belajar untuk besok, tetapi ia tidak tenang, karena ada 2 masalah yang sangat mengganjal Angela, yaitu masalah Sammy dan kakaknya. Maka Ia tidak belajar dan langsung tidur, tetapi Angela tidak bisa tidur juga memikirkan 2 hal itu. Dan Ia pun berdoa meminta ketenangan dari Tuhan Yesus. Setelah Ia berdoa, Angela akhirnya bisa tidur juga. Keesokkan hari, Angela bangun pagi tetapi tidak segar. Dan Ia bergegas mandi, setelah mandi, Ia mengenakan baju seragamnya dan pergi sarapan. Sesudah itu, Ia pun bergegas menstarter motornya lalu berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, “Haii Njel!!” sapa Ryan. “ Hai juga,” jawabnya dengan lemah. “Kamu kenapa? Sakitkah kau?” tanya Ryan khawatir. “ Eh,ya tidak apa- apa kok. Eh, Pak Adit udah dateng belum sich?” tanyanya dengan gelisah. “ Oh, sudah kok.” Jawab Ryan dengan heran. “Aku pergi ketemu Pak Adit dulu yah,”katanya , lalu pergi dari Ryan. Ryan pun heran karena biasanya Ia tidak selemas itu, Ryan pun segera memberitahukan hal ini kepada Lisa,John,dan Dini.

Sementara di ruangan BK, “Pagi Pak,” ujarnya kemudian duduk di sofa. “Pagi juga, oh kamu, kenapa tumben pagi-pagi menemui Bapak?” ujarnya heran. Namun Ia tidak menjawabnya, dan Angela terkejut ketika melihat tanda lahir yang dipunyai Pak Adit. “Bapak pernah punya adik permpuan?” tanyanya tiba-tiba. “Pernah, cuma sayangnya bapak hilang dari orangtua bapak, sekarang bapak tidak tahu di mana mereka berada,waktu itu bapak sedang main ski dan terjatuh lalu hanyut ke sungai dan dipelihara oleh sebuah keluarga Brussels yang kemudian memutuskan untuk menetap di Indonesia,” ujarnya sedih. “Berarti bapak adalah kakakku yang telah lama hilang,” jawabnya dengan tiba-tiba. “AP..APA?? TUNGGU, INI TIDAK MUNGKIN! KAMU PASTI BOHONG KAN?” sahutnya terkejut dan berdiri. “Kalau bapak tidak percaya, ini nama saya Angela Satrianegara, nama ibu saya Natalie Satrianegara dan bapak saya Bowo Satrianegara. Pak Adit juga sama shocknya sehingga ia tak bisa berkata-kata karena mengenal nama itu. “Oh, ya untuk memastikan saya tidak salah, bagaimana kita lakukan serangkaian tes DNA hari Sabtu di RS 10 blok dari sini.”usulnya Angela dengan penuh harap. “Baiklah, jam berapa?” ujarnya yang masih shock. “ Jam 09.00 pagi, bagaimana?” Angela meminta penuh harap. “Baiklah, ajak orangtuamu serta yah,” jawabnya setuju. Angela mendahului orangtuanya mengajak “kakak” untuk test DNA. Dia pernah mambaca majalah tentang pemeriksaan DNA yang akurat untuk menentukan Apakah dia benar kakak biologis atau benar saudaranya. Angela akan memberi kejutan pada orang tuanya.

Sementara Ia sudah selesai dengan urusannya, keempat sahabatnya menanyakan bertubi-tubi ada apa dengannya bertemu Pak Adit pagi-pagi. “Hai friends, sori bikin kalian podo khowotir ma aye,” ujarnya ceria dengan logatnya yang kental. “Wah, cepet banget kamu berubah, tadi gelisah sekarang bahagia,” tanya John heran. “Aku telah nemuin kakak kandungku, yang tak lain adalah Pak Adit sendiri,” ujarnya riang. “WHAT??DIA KAKAK KAMU??” tanya mereka kompak. “Iya, tapi karena takut salah jadi aku pakai tes DNA untuk membuktikan bahwa Ia adalah saudaraku,” katanya ceria. “Waduh keren amat pake tes DNA segala..” ujar Lisa iseng. Kami pun tertawa bersama dan melanjutkan pelajaran di sekolah.

Sepulangnya dari sekolah,“Mi, aku sudah menemukan kak Adit,” ucapnya tiba-tiba. “APA? Kamu sudah menemukan Adit kakakmu? Tidak bohongkah kau? Papiii..” teriaknya histeris. “Ada apa sih mi ribut-ribut?” “Adit anak kita sudah ditemukan pi,” tangisnya terharu. “Eh, tapi itu belum tahu pasti atau tidak, kita datang ke RS yang 10 blok dari sekolahku untuk tes DNA ya,” katanya dengan penuh harap.

Hari Sabtu kemudian, mereka berempat bertemu dengan Pak Adit di RS. “Pi, co..coba papi lihat lehernya, persis anak kita Adit pi..” ujarnya tidak sabar. “ Ma, pa aku masuk dulu, Pak yuk masuk,” ajak Angela karena sudah dipanggil. “Mami, sabar dulu ya mi kata Angela 12 hari kenudian baru keluar.” Katanya sambil memeluk istrinya.

Sementara dengan masalah Sammy,baru diketahui setelah Ryan dan John menyelidiki rumahnya, yang ternyata karena terhimpit masalah ekonomi, sekarang Ibunya Sammy sedang berada di rumah sakit. Kami pun segera mencari Sammy yang kebetulan juga berada di RS, kami berlima pun mengajak Pak Adit untuk mencari jalan keluar masalah Sammy. Setelah dibicarakan dengannya, kami akhirnya memutuskan untuk mengajak seluruh siswa untuk membantu Sammy.

Sementara kami termasuk Pak Adit menunggu hasil tes itu keluar, kami mengumpulkan dana untuk Sammy. Dan setelah cukup dana yang terkumpul, kami pun menemui Ibu Sammy dan Sammy dan menyerahkan bantuan dari teman dan guru sekolahnya,yang paling mengembirakan ibu Sammy mendapat pekerjaan baru dari salah satu orang tua murid. Dan Ibu Sammy meminta maaf kepada Sammy karena sudah menyakitinya.

12 hari kemudian kami berserta Sang “kakak” mengambil hasil test DNA, ternyata Tuhan menyatukan kami kembali. Dan kami berenam pun melanjutkan perjuangan untuk menghadapi Ulangan Umum akhir semester 2. Sementara dengan Pak Adit, Ia keluar dari sekolahku dan menerima tawaran untuk menjadi dosen bahasa Inggris di Universitas Pelita Harapan.

Sabtu, 17 Oktober 2009

kelamnya waktu

aku masih ingin bersamamu...
aku masih ingin bercanda tawa denganmu...
aku masih ingin selalu bersamamu...

apa daya, waktu tetaplah menjadi misteri untukku...
seakan-akan ada harta karun terpendam
semua menjadi misteri ketika semua itu terjadi...

malam selalu kunanti, kulayangkan pandanganku ke langit
hitam kelam, segelap itukah misteri yang tersembunyi untukku?
menanti bintang bintang untuk menghiasi hitam kelamnya misteri...

Jumat, 09 Oktober 2009

IMAJI

when i look at you..
you smile...
but i dun't know where u smile...
what the smile is for me?

when i meet u again, u smile 2 me,
but i don't confidence if you smile for me..
b'coz you're a kind boy..

i'm think about you,
you're a good boy..
i want u be my boyfriend..
but i don't hurt your heart..

i'll waiting, waiting 4 u..

Patah

berulang kali aku menyukai laki-laki..
berulang kali pul aku patah hati...
selalu, selalu saja aku patah hati duluan..

padahal, aku bahkan belum menggapai hatimu,,
aku bahkan juga belum kenal benar- benar...
selalu, selalu ada rintangan..

namun, apalah artinya aku menyukai dia?
kalaupun nanti akhirnya menyakiti diriku sendiri?

ah, dengan apa harus kuungkapkan rasa ini?
apakah aku harus menunggu waktu??
waktu untuk menghapus rasa ini?

Ternyata

ternyata,
semua ini hanyalah khayalan
khayalan tentang dia..

ternyata,
semua itu juga menyakitkan
menyakitkan, menyakitkan dan menyakitkan

ternyata,
aku terlalu banyak berharap tentang dia
berharap, dia akan menjadi belahan jiwa

ternyata,
semua itu hanyalah ilusi
ilusi yang datang seperti angin
pergi seperti kabut putih

ternyata,
terlalu banyak berharap tiada arti
hanya menambah beban sukma

padang rumput

hmm..
ah... hijaunya
aku ingin berbaring di padangmu
menatap langit yang biru cerah...

hmm..
anginmu membelaiku dengan lembut..
membawa semua kecemasan
menambah tentram dalam hati

hmm...
cuit cuit cuit
burung berkicau, rusa disampingku, tupai berloncatan riang gembira..
menemaniku berbaring..

waw...
indah sekali...
ada sebatang pohon rimbun
merapatkan daunnya...
memberiku berbaring dibawahnya dan menikmati langit yang biru
menahan panasnya matahari

BUK..
ada apel jatuh...
merah sekali..
merah seperti darah..
kilatannya seperti bintang
namun, tak menyurutkan niatku
untuk memakannya
beruntung, aku sedang di padang rumput
aku bisa menikmati semua ini

kriik..krikk..
bunyi apa itu?
segera aku berdiri mencari sumber bunyi itu,
waaoo..
ternyata,,
ada padang putih..
putihnya putih sekali, melebihi warna putihnya...
seperti putih di surga..

ternyata,
bunga dandelion..
aku berlari di antara bunga bunga...
dan terlepaslah bibitnya yang sudah matang...
terbang kearahku membentuk bando yang cantik di rambutku..

waaahh, indah sekali...
tak akan kulupakan padang rumputku..